
Ibu bicara dengan si kecil (Foto: Google)
BAGI sebagian besar orang dewasa, perceraian bukanlah hal yang mudah. Perpisahan secara fisik dengan pasangan akan menimbulkan gejolak emosi dan luka psikologis.
Sementara para orangtua berupaya memulihkan perasaan mereka pascaperceraian, anak-anak sering kali ditinggalkan dalam kondisi penuh tanda tanya atas situasi yang tengah dialami kedua orangtua mereka.
Berbicara seputar perceraian dengan anak memang bukan hal yang mudah. Namun menutupi perceraian dari anak juga bukan langkah bijak. Terapis anak dan keluarga Timothy Davis, merekomendasikan beberapa cara yang dapat ditempuh orangtua untuk dapat berbicara seputar perceraian dengan anak, seperti diulas Ehow.
Beritahu bersama-sama pasangan
Kendati tidak dapat menyelesaikan perbedaan yang muncul dalam hubungan perkawinan, namun penting bagi anak-anak untuk mengetahui bahwa kedua orangtua mereka tetap dapat bekerja sama sebagai orangtua.
Rencanakan matang
Anak-anak yang cukup umur lebih banyak tahu dan akan lebih banyak bertanya. Persiapkan dengan baik jawaban-jawaban atas pertanyaan mereka, utamanya seputar bagaimana kondisi orangtua setelah bercerai.
Hindari saling menyalahkan
Ungkapkan secara jelas kepada anak bahwa perceraian merupakan hasil keputusan bersama dari orangtua.
Terus terang tanpa membebani anak
Bicarakan perceraian secara terbuka, tapi tanpa terlalu banyak memberikan informasi sehingga tidak membebani pikiran anak-anak. Katakanlah bahwa Anda dan pasangan tidak dapat hidup bersama dan memutuskan akan lebih bahagia jika tinggal terpisah.
Ungkapkan cinta
Beritahu anak bahwa Anda bersama pasangan mencintai mereka. Beritahu pula bahwa perpisahan bukan kesalahan anak-anak. Tegaskan bahwa Anda dan pasangan akan terus bekerja sama sebagai orangtua.
Tanyakan perasaan anak
Yakinkan pada anak bahwa Anda menerima perasaan mereka dan ingin mendengarnya. Beri ruang bagi anak untuk mengekspresikan kemarahan, kesedihan, atau emosi lainnya akibat perceraian.