Walaupun Kim Jong Il sudah sakit-sakitan selama beberapa tahun, hampir semua orang tetap dikejutkan dengan berita ia meninggal.
Pemerintah Korea Selatan mengimbau semua pihak untuk tetap tenang  menyusul meninggalnya pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il. Pengumuman oleh  media pemerintah Korea Utara tersebut mengagetkan bagi warga Korea,  yang kini merasa was-was akan masa depan hubungan kedua Korea.
Pemerintah Korea Selatan mengadakan rapat kabinet mendadak segera  setelah pengumuman tersebut. Walaupun Kim Jong Il sudah sakit-sakitan  selama beberapa tahun, hampir semua orang tetap dikejutkan dengan berita  ia meninggal.
Dalam sebuah briefing, Choi Bo-sun, sekretaris media Kementerian  Unifikasi Korea Selatan, mengatakan pemerintahannya mengikuti protokol  yang berlaku. Menurutnya, pemerintah harus menghadapi situasi krisis ini  sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan kementeriannya. Sebuah  tim akan memonitor semua perkembangan yang berkaitan dengan situasi di  Korea Utara.
Dalam sebuah pernyataan terpisah, Presiden Lee Myung Bak meminta  warganegaranya untuk tentang dan melanjutkan aktivitas sehari-hari  mereka seperti biasa.
Di Seoul, situasi terlihat tak berbeda dengan biasanya.
AP
Warga Seoul membaca berita dalam kereta tentang meninggalnya pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il (19/12).Walaupun kematian Kim Jong Il menimbulkan ketidakpastian sehubungan  dengan masa depan hubungan Korea Utara dan Selatan, terutama terkait  dengan ambisi nuklir Pyongyang, kebanyakan orang di Selatan tidak  terlalu khawatir dengan perkembangan di Utara.
Yu Mi Hyun, 25 tahun, yang pertama mendengar kabar kematian Kim Jong  Il di kantornya, mengatakan ia semula tidak khawatir. Tapi setelah  berbicara dengan beberapa kawannya di angkatan bersenjata Korea Selatan,  ia sekarang berpandangan bahwa keadaannya serius dan perlu terus  dipantau.
Seong, 56, lebih khawatir dengan bagaimana kematian Kim Jong Il akan  mempengaruhi perekonomian Korea Selatan. Menurutnya, akan ada banyak  perubahan di bursa saham akibat berita tersebut dan bahwa sektornya  jelas akan terpengaruhi.
Kekhawatiran Seong ternyata beralasan. Ketika berita meninggalnya Kim  Jong Il dirlis, indeks KOSPI Korea Selatan turun 3,2 persen.
Walaupun banyak warga Korea Selatan tampak tidak terlalu peduli  dengan perkembangan di Korea Utara, tidak demikian halnya dengan 22.000  pembangkang Korea Utara. Bagi mereka, meninggalnya Kim Jong Il adalah  kabar baik.
Kim Hung-kwan adalah Presiden Solidaritas Intelektual Korea Utara,  sebuah organisasi yang terdiri dari mantan pejabat pemerintah, akademisi  dan lain-lainnya yang telah membangkah ke Selatan. Ia mengatakan  terlalu dini untuk menentukan apakah kematian Kim Jong Il akan  menghasilkan perkembangan positif.
Kim Hung-kwan tidak yakin apakah pihak Utara akan bersikap lebih  terbuka terhadap komunitas internasional ataukah justru akan lebih  agresif secara militer daripada sebelumnya.
Tapi, ia percaya sekarang adalah waktunya untuk merangkul warga Korea  Utara dan mengimbangi propaganda mendiang pemimpin mereka. Kim  mengatakan bahwa bagi pembangkang seperti dirinya, mengunjungi kembali  kota kelahirannya di Utara kemungkinan bukan lagi sekedar mimpi.
 
 









