 
 
Ingat... "Online Learning" Bukan Kelas Kacangan!
11.00
  Pendidikan
  
Microsoft: 49 Juta pelajar di Indonesia belum miliki komputer
08.00
  Pendidikan
  
Merdeka.com - PT Microsoft Indonesia mengklaim sebanyak 49 juta siswa sekolah di Indonesia belum memiliki perangkat komputer sendiri. Mereka
Jangan Terlewat... Beasiswa StuNed Dibuka Sampai Maret 2014!
15.30
  Pendidikan
  
Fauzi Bowo Ajak Elemen Bangsa Tingkatkan Mutu Pendidikan Nasional
11.39
  Pendidikan
  
Duta Besar Republik Indonesia, Fauzi Bowo, mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia di Jerman agar berperan aktif memajukan bangsa dan negara. Salah satunya berkontribusi dalam pengembangan pendidikan.
Menurut Fauzi
Definisi Kursus
17.07
  Kursus
  
Kursus adalah lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis 
pendidikan nonformal. Kursus merupakan suatu kegiatan belajar-mengajar 
seperti halnya sekolah. Perbedaanya adalah bahwa kursus biasanya diselenggarakan dalam waktu pendek dan hanya untuk mempelajari satu keterampilan tertentu. Misalnya, kursus bahasa Inggris tiga bulan atau 50 jam, kursus montir, kursus memasak, menjahit, musik
 dan lain sebagainya. Peserta yang telah mengikuti kursus dengan baik 
dapat memperoleh sertifikat atau surat keterangan. Untuk keterampilan 
tertentu seperti, kursus ahli kecantikan atau penata rambut, peserta 
kursus diwajibkan menempuh ujian negara. Ujian negara ini dimaksudkan 
untuk mengawasi mutu kursus yang bersangkutan, sehingga pelajaran yang 
diberikan memenuhi syarat dan peserta memiliki keterampilan dalam 
bidangnya.
Kursus untuk anak
Aktif Bermain Membuat Anak Cerdas. Namun sesungguhnya, kegiatan bermain dapat mencerdaskan anak. Itu sebabnya para ahli menyarankan agar orangtua mulai mengenalkan aneka jenis permainan sejak bayi. "Anak yang aktif secara fisik memiliki tingkat konsentrasi yang lebih baik dan hal ini sangat mendukung prestasi akademiknya di sekolah, creativkids" kata Jack Kern, profesor kinesiologi dari University of Arkansas, Amerika Serikat.
Penelitian yang dilakukan para ahli di Inggris menguatkan pendapat Kern tersebut. Diketahui bahwa anak-anak yang memiliki gaya hidup sedentari (kurang bergerak) tidak hanya berpontensi menjadi gemuk tapi juga memiliki kecerdasan yang rendah.
Berbagai data dan penelitian juga menyatakan 70 persen perkembangan otak anak di 3 tahun pertama usianya bisa dioptimalkan dengan bermain. Namun, bagaimanakah mekanisme bermain mampu mencerdaskan otak anak?
Saat lahir, otak anak belum terbentuk sempurna dan akan terus berkembang sejalan pertumbuhan seorang anak. Permainan olahraga dan aktivitas fisik pada bayi dan balita akan berpengaruh pada perkembangan otak terutama dalam peningkatan kapasitas otak dalam penyimpanan informasi dan memanggil kembali informasi yang masuk.
Selain itu, agar sel-sel otak makin berkembang dan terhubung satu sama lain, otak perlu dirangsang dan diberi pengalaman. Permainan yang membuat anak aktif bergerak diketahui mempercepat sambungan sel-sel otak pada anak. Lewat permainan, otak juga makin terlatih untuk melakukan tugas-tugas yang butuh konsentrasi.
Bukan hanya itu, permainan fisik akan meningkatkan sirkulasi sel darah merah ke seluruh tubuh. Menurut Dr. Karen Heath dari Research Unit for Exercise Science and Sport Medicine, sel darah merah adalah pembawa oksigen dalam darah.
"Dengan meningkatnya aktivitas fisik, meningkat pula sirkulasi darah dalam tubuh anak. Hal ini sangat penting untuk otak, terutama saat anak mengerjakan tugas-tugas ujian yang butuh konsentrasi tinggi," katanya.
Itu sebabnya, biarkan anak bermain sepuasnya. Sesibuk apa pun, ajaklah anak bermain dan perkenalkan ia pada variasi permainan sesuai usianya. Yang terpenting adalah aktivitas yang dilakukan menyenangkan untuk anak dan jangan paksa anak melakukan permainan yang tidak disukainya.
Kursus untuk anak
Aktif Bermain Membuat Anak Cerdas. Namun sesungguhnya, kegiatan bermain dapat mencerdaskan anak. Itu sebabnya para ahli menyarankan agar orangtua mulai mengenalkan aneka jenis permainan sejak bayi. "Anak yang aktif secara fisik memiliki tingkat konsentrasi yang lebih baik dan hal ini sangat mendukung prestasi akademiknya di sekolah, creativkids" kata Jack Kern, profesor kinesiologi dari University of Arkansas, Amerika Serikat.
Penelitian yang dilakukan para ahli di Inggris menguatkan pendapat Kern tersebut. Diketahui bahwa anak-anak yang memiliki gaya hidup sedentari (kurang bergerak) tidak hanya berpontensi menjadi gemuk tapi juga memiliki kecerdasan yang rendah.
Berbagai data dan penelitian juga menyatakan 70 persen perkembangan otak anak di 3 tahun pertama usianya bisa dioptimalkan dengan bermain. Namun, bagaimanakah mekanisme bermain mampu mencerdaskan otak anak?
Saat lahir, otak anak belum terbentuk sempurna dan akan terus berkembang sejalan pertumbuhan seorang anak. Permainan olahraga dan aktivitas fisik pada bayi dan balita akan berpengaruh pada perkembangan otak terutama dalam peningkatan kapasitas otak dalam penyimpanan informasi dan memanggil kembali informasi yang masuk.
Selain itu, agar sel-sel otak makin berkembang dan terhubung satu sama lain, otak perlu dirangsang dan diberi pengalaman. Permainan yang membuat anak aktif bergerak diketahui mempercepat sambungan sel-sel otak pada anak. Lewat permainan, otak juga makin terlatih untuk melakukan tugas-tugas yang butuh konsentrasi.
Bukan hanya itu, permainan fisik akan meningkatkan sirkulasi sel darah merah ke seluruh tubuh. Menurut Dr. Karen Heath dari Research Unit for Exercise Science and Sport Medicine, sel darah merah adalah pembawa oksigen dalam darah.
"Dengan meningkatnya aktivitas fisik, meningkat pula sirkulasi darah dalam tubuh anak. Hal ini sangat penting untuk otak, terutama saat anak mengerjakan tugas-tugas ujian yang butuh konsentrasi tinggi," katanya.
Itu sebabnya, biarkan anak bermain sepuasnya. Sesibuk apa pun, ajaklah anak bermain dan perkenalkan ia pada variasi permainan sesuai usianya. Yang terpenting adalah aktivitas yang dilakukan menyenangkan untuk anak dan jangan paksa anak melakukan permainan yang tidak disukainya.
Pembinaan Kursus
| Lembaga
 Kursus dan Lembaga Pelatihan merupakandua satuan pendidikan Nonformal 
seperti yang tertera dalam pasal 26 ayat (4) UU No. 20 tahun 2003 
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Secara umum dalam pasal 26 ayat (5) 
dijelaskan bahwa Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat   
yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan 
sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha 
mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih 
tinggi.Selain itu kembali diperlengkapdalam pasal 103 ayat (1) PP No. 17
 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan bahwa 
kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat dalam rangka untuk 
mengembangkan kepribadian profesional dan untuk meningkatkan kompetensi 
vokasional dari peserta didik kursus. | 
Langganan:
Komentar (Atom)









