GOTHENBURG, KOMPAS.com —
 Bermain menjadi salah satu kunci kurikulum pendidikan anak usia dini di
 Swedia. Melalui bermain, anak-anak diajar mengenal nilai mendasar, 
seperti kejujuran, kemandirian, kepercayaan diri, kerja sama, toleransi,
 dan menghargai orang lain. Selain itu, sejak dini anak-anak diajarkan 
konsep persamaan jender. 
Demikian antara lain benang merah dari 
diskusi "Melihat Wajah Pendidikan Anak Usia Dini di Swedia" yang 
diselenggarakan oleh PPI Swedia wilayah Gothenburg dan Boras pada 11 
Januari 2014 lalu, seperti disampaikan Afrina Laksmiarti, dari PPI 
Gothenburg, Senin (13/1/2014).
Diskusi yang diselenggarakan di 
kampus Chalmers University of Technology, Swedia, itu menghadirkan Kak 
Wawa, warga negara Indonesia yang sudah bekerja di Gothenburg. Ia 
merupakan guru pendidikan anak usia dini (PAUD) bersertifikat yang 
menyelesaikan pendidikan master pedagogi dan psikologi anak di 
University of Gothenburg, Swedia.
Kak Wawa mengatakan, anak-anak 
usia dini tak melulu bermain di dalam kelas. Mereka menelusuri hutan, 
mengunjungi museum, atau piknik di taman kota. Jika cuaca dingin tak 
begitu ekstrem, mereka bermain dengan gumpalan salju tebal yang menutupi
 hamparan pasir halus di playground sekolah.
Saat 
beraktivitas di luar sekolah, anak-anak berpakaian lengkap sesuai dengan
 musim dan menggunakan rompi khusus sambil memegang sebuah tali panjang 
didampingi oleh guru-gurunya sambil berjalan dengan tertib. Itulah 
pemandangan yang lazim dijumpai di negeri viking yang berpenduduk 
sekitar 9 juta orang ini. 
Dipaparkan pula bahwa PAUD di Swedia istimewa karena menekankan pentingnya konsep bermain sambil belajar.
“Kami
 ajak anak-anak piknik di depan sekolah. Setelah itu, mereka berlatih 
cara memilah sampah dan memasukkannya kedalam tong sampah sesuai dengan 
jenis sampah," kata Kak Wawa dalam siaran pers itu.
Sistem PAUD 
di Swedia, dikatakannya, bertujuan menstimulasi perkembangan dan 
pengetahuan anak di dalam lingkungan sekolah yang aman, menyenangkan, 
dan nyaman sehingga mampu menumbuhkan keinginan dan ketertarikannya 
untuk belajar. 
Selain itu, PAUD berperan penting membentuk 
karakter dan mengembangkan keterampilan sosial, sekaligus membantu 
anak-anak mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan. Di 
Swedia, anak berusia 1-6 tahun berhak mengikuti PAUD, tetapi tidak 
wajib. Menurut situs resmi kantor Pemerintah Swedia, tercatat pada tahun
 2012 lebih dari 84 persen anak-anak usia dini di Swedia telah mengikuti
 PAUD.
Afrina mengaku terkejut mengetahui bahwa Pemerintah Swedia
 menanggung biaya per anak sekitar 90.000 SEK (sekitar Rp 160 juta) per 
tahun yang meliputi buaya gedung, taman bermain, sistem pengamanan, 
kebersihan, dan katering, serta gaji guru. 
Selain itu, jumlah 
uang pendidikan yang dibayar orangtua sangat bervariasi, bergantung pada
 jumlah anak dan penghasilan orangtua. Semakin banyak anak, jumlah SPP 
yang dibayar semakin berkurang. Jika kedua orangtua bekerja, mereka 
membayar maksimal 1.260 SEK (sekitar Rp 2,3 juta) per bulan untuk anak 
pertama.
"Yah, dapat dikatakan orangtua hampir tidak mengeluarkan
 sepeser pun biaya karena sejak anak lahir di Swedia otomotis memperoleh
 nomor identitas diri (personal number) sehingga mendapatkan 
akses terhadap semua pelayanan publik dan benefit sosial, termasuk di 
dalamnya uang tanggungan sosial sebesar 1.050 SEK per bulan dari 
negara," kata Afrina. (GAL) sumber: Kompas.com
 
 
Yuk, Intip Cara Swedia Didik Anak-anak
09.00
  Pendidikan
  









