Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Gorontalo dari unsur independen, Prof Nelson Pomalingo, menerima kekalahan di Pilkada 16 November lalu, setelah hitung cepat (quick count) menempatkan di urutan terakhir.
Nelson yang berpasangan dengan Cagub, David Bobihoe, Kamis, mengatakan, bukan kekalahan yang harus diterima, namun bagaimana menjalankan proses demokrasi yang berkualitas dan jujur.
Meskipun diakuinya, kekalahan yang diterima tidak sesuai realita yang terjadi di lapangan.
Pasalnya, tim pemenangan David-Nelson mendapati ada Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tidak meraih satu suara, padahal mereka mengerahkan seluruh saksi di seluruh TPS se Provinsi Gorontalo.
Paket David-Nelson selain melalui jalur independen, mendapat dukungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Damai Sejahtera (PDS), sudah melakukan proses demokrasi sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Data yang diperoleh dari pihak panitia pengawas pemilu (Panwaslu), jika paket ini mampu meminimalisir segala bentuk kecurangan dari tahapan kampanye hingga pelaksanaan pemungutan suara.
"Kami berupaya semaksimal mungkin, untuk tidak memberdayakan uang atau materi apapun dalam mengikuti tahapan pemilukada di daerah ini," ungkap mantan Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) hari ini.
Kekalahan yang harus diterima bukan harus menghentikan langkah untuk membangun karakter rakyat Gorontalo dan daerahnya.
Jika proses demokrasi yang baru saja dilalui, membuktikan bahwa kesejahteraan adalah faktor utama yang harus dibangun di daerah itu.