
Penandatanganan Bali Concord III itu dilakukan pada Kamis (17/11/2011) sore di ruang Nusa Dua 5, Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), tempat berlangsungnya KTT Ke-19 ASEAN dan KTT Ke-6 Asia Timur yang berlangsung 13-19 November.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato sambutannya di acara pembukaan KTT Ke-19 ASEAN mengatakan, Bali Concord III akan memetakan jalan ke depan bagi interaksi komunitas ASEAN dengan komunitas global bangsa-bangsa.
"Hal ini sesungguhnya sejalan dengan tradisi kerja sama ASEAN selama ini, yang selalu membuka diri terhadap dunia luar, seperti melalui mekanisme dialog ASEAN dengan mitra wicaranya, dan forum strategis seperti Forum Regional ASEAN (ARF)," katanya.
"Semangat dari Bali Concord III adalah partisipasi dan kontribusi ASEAN yang semakin besar bagi terwujudnya dunia yang lebih damai, lebih adil, lebih demokratis, dan lebih sejahtera, termasuk peran aktif ASEAN untuk ikut mengatasi berbagai permasalahan fundamental dewasa ini," ujar Presiden.
Para pemimpin Indonesia, Brunei, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam itu sepakat tahun 2022 sebagai waktu pelaksanaan landasan bersama ASEAN dalam merespons isu-isu global tersebut.
"Untuk ini, kami menugaskan para menteri terkait untuk menindaklanjuti dan mengimplementasikan deklarasi ini dengan berkoordinasi dengan Badan Koordinasi ASEAN (ACC)," ujar para pemimpin ASEAN dalam Deklarasi setebal 17 halaman itu.
Dengan adanya Bali Concord III ini, suara bersama ASEAN yang lebih terkoordinasi dan kohesif dalam merespons isu-isu global yang menjadi kepentingan dan keprihatinan bersama akan dibangun di berbagai forum multilateral. Para pemimpin ASEAN itu berkomitmen untuk mendorong satu suara ASEAN dalam merepons berbagai masalah politik, keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya dengan mengacu pada prinsip-prinsip dasar ASEAN.