
Celtic adalah klub sepakbola Eropa pertama yang memiliki pemain India, dan lebih jauh lagi, bermain dengan kaki telanjang.
Kisah luar biasa dari Mohammed Salim ini, yang berasal dari Kalkuta,  mengisahkan bagaimana dia datang dan bermain untuk Celti pada 1936-1937.  
Boris Majumdar, editor kepala dari Journal of the History of Sport  mengatakan:” Ini menunjukkan bahwa di jaman Kerajaan, Celtic telah  meruntuhkan halangan, dan bagaimana pemain India ini telah membuat  takjub separuh kota Glasgow.” 
Salim terlahir di Kalkuta pada 1904, saat masih dikuasai oleh kolonial  Inggris. Menurut majumdar:”Saat itu, pada waktu kaum nasionalis India  berjuang untuk kemerdekaan dari kolonialisme Inggris, banyak warga India  yang berfokus pada sepakbola untuk melawan ejekan Inggris bahwa orang  India tidak cukup bernyali untuk memerintah diri sendiri. Orang-orang  India bermain dengan kaki telanjang dan meskipun demikian, mereka bisa  mengalahkan pemain-pemain Inggris yang memakai sepatu yang mana  membuktikan bahwa orang India tidak lebih inferior dari orang Inggris.” 
Pada pertengahan tahun ‘30an, Salim, yang bermain sebagai winger, adalah  pemain penting untuk klub dari Kalkuta, Mohammedan Sporting Club. Salim  membantu mereka memenangkan 5 titel berturut-turut dari liga Kalkuta. 
Setelah memenangi liga pada 1936, Salim diundang untuk memainkan 2  pertandingan persahabatan melawan tim Olimpiade China. Seorang sepupunya  yang bernama Hasheem yang tinggal di Inggris, yang saat itu sedang  berada di Kalkuta, menyaksikan pertandingan pertama. Melihat kemampuan  luar biasa dari Salim, Hasheem meyakinkan Salim untuk mencoba bermain di  Eropa. 
Pada akhirnya Salim memilih untuk mengikuti Hasheem berlayar ke Inggris  alih-alih bermain di laga kedua melawan tim China, dan setelah beberapa  hari di London, Hasheem membawa Salim ke kota Glasgow, Skotlandia, dan  Celtic Park (kandang dari Celtic FC) 
Salim terkejut bahwa semua pemain Celtic adalah pemain profesional. 
Meskipun demikian, saat ditanya apakah dirinya mampu bersaing dengan  mereka, Salim menganggukkan kepala setuju, dan kepercayaandiri dari  Salim menyemangati Hasheem untuk berbicara dengan Willie Maley,  manager/pelatih dari Celtic. 
Hasheem memberitahunya:” Seorang pemain dari India telah datang lewat  kapal, Mohon maukah anda untuk mengetes kemampuannya? Tapi ada satu  masalah kecil, Salim bermain dengan kaki telanjang.” 
Maley tertawa, ide bahwa pemain amatir India bertelanjang kaki bersaing  dengan profesional dari Skotlandia amat sulit dipercayai. Tapi Hasheem  bersikeras dan sang pelatih pun setuju untuk mentest Salim. Salim  diminta mendemonstrasikan skillnya didepan 1000 orang anggota klub dan 3  pelatih. 
Skill dari Salim, meskipun bertelanjang kaki, membuat mereka terkesima  dan mereka memutuskan akan memainkannya dalam pertandingan melawan  Hamilton 
Salim, dengan bertelanjang kaki, membuktikan diri dnegan membantu Celtic  menang 5-1. Di laga keduanya melawan Galston, Celtic menang 7-1 dan  skillnya membuatnya menjadi headline dari Scottish Daily Express, dengan  judul: Indian Juggler – New Style.” 
Surat kabar itu menulis:”Sepuluh jari kaki dari Salim, seorang pemain  celtic FC dari India, telah menghipnotis penonton di Parkhead tadi  malam. Dia menyeimbangkan bola dengan jempol kakinya, meluncurkannya ke  jari kelingking, memutarnya, dan dengan satu kaki meloncat melewati bek  lawan.” 
Sayangnya, setelah beberapa bulan di Skotlandia, Salim mulai rindu rumah dan sangat ingin kembali ke India. 
Majumdar diberitahu oleh putra dari Salim, Rashid yang tinggal di  Kalkuta:” Celtic mencoba membujuk ayah untuk tetap tinggal dengan  membuat sebuah pertandingan amal atas penghormatan kepada Salim, dan  berjanji memberikan 5 persen dari pemasukkan acara itu. Ayah tidak tahu  berapa nilai dari 5 persen itu dan mengatakan bahwa dia akan memberikan  bagiannya kepada anak-anak yatim yang diundang sebagai tamu dalam  pertandingan amal itu. 5 persen itu bernilai sekitar £1,800 (saat itu  jumlah tersebut sangat besar), Salim terkejut, tapi Salim tetap pada  pendiriannya.” 
Bertahun-tahun kemudian, Rashid menulis ke Celtic menyatakan bahwa  ayahnya sedang sakit dan dia membutuhkan uang untuk pengobatan ayahnya. 
Rashid berkata:” Saya tidak ada maksud untuk meminta uang. Saya hanya  ingin mengetest apakah Mohammed Salim masih hidup dalam ingatan mereka.  Dalam keterkejutan saya, saya menerima surat dari klub. Di dalamnya  terdapat cek senilai £100. Saya senang, bukan karena menerima uang, tapi  karena ayah saya masih berada dalam kebanggaan dari Celtic. Saya bahkan  tidak menguangkan cek itu dan akan menyimpannya sampai saya mati.” 
Majumdar mengatakan bahwa Rashid meniympan cek tersebut dan seragam hoops sebagai ingatan akan ayahnya di Parkhead.
 
 
Kisah Mohammed Salim, Pemain Sepakbola Tanpa Sepatu
00.00
  News
  









