
Bocah ini sering menunjuk-nunjuk foto laki-laki yang ada di koran itu dan memanggil bapaknya, Ibrahim. "Bapak, ini juga bapak," ujar Safirah yang ditemani ibunya di Rumah Sakit Umum Andi Makasau, Minggu (6/11/2011).
Tapi Safirah hanya bisa pasrah ketidak hadiran ayahnya saat menjalani masa-masa operasi dan observasi terlebih lagi lebaran haji ini, karena ayahnya tidak diketahui keberadaannya.
Sarifah Hamsiah, ibunda Safirah mengatakan, sudah dua kali lebaran dirinya bersama anaknya itu ditinggal oleh suaminya, yang saat ini entah berada di mana. "Kayak lagu Bang Toyib, dua kali lebaran, tapi memang Safirah beda dengan sebelumnya. Biasanya dia tidak seperti ini, mungkin dia rindu dengan sosok ayahnya," jelas Sarifah.
Lanjut dia, semenjak setahun yang lalu Ibrahim pergi tanpa ada berita yang jelas. Bagi Sarifah dirinya sudah belajar dan mampu menjalani hidup tanpa sosok suami. "Safirah memang anugrah dari sang ilahi, wajar kalau dia rindu dengan bapaknya, karena sudah dua kali ini kami tidak lebaran bersama," ungkap dia.
Dia juga menuturkan, dirinya telah pergi berbelanja baju lebaran di Pasar Lakessi, Kota Parepare untuk membelikan pakaian buat Sarifah yang akan dikenakan di rumah sakit saat lebaran Idul Adha kali ini. "saya telah membelikan dia baju lebaran, mudah-mudahan dia suka, " terangnya.
Dari pantuan, Safirah kini mulai bisa duduk, namun kaki kirinya belum rapat dengan latai. Selain itu infus di tangan Kirinya sudah dilepas oleh perawat, dengan memakai
kaos obblong berwarna putih, dia ucap kali bercengkrama dengan Andi, seorang pasien anak lainnya. Safirah juga begitu lahap memakan cokelat kesukaannya.
Sementara itu dr Kamaruddin Said membenarkan kondisi Safirah ini sudah membaik pascaoperasi. "Kondisi anak ini maju dari hari ke hari, dia sehat dan kondisi mental juga sudah membaik. Saya lihat dengan mata sendiri, serasa tidak percaya anak ini jika memiliki logam di badannya," ungkap.
Dia juga menambahkan, kondisi bekas operasi sudah mulai mengering, luka di bagian betis kirinya sudah membaik dan yang di kanan juga sudah membaik. "Dia itu sudah bisa jalan, namun kami larang, karena kami kuatir nanti bekas operasi itu infeksi akibat terlalu banyak goyang," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Dokter Safirah Hamsiah, dr Nurdin Samad
menegaskan Safirah tetap di operasi di RSU Andi Makasau, Parepare. Safirah ke Makasar itu hanya untuk menjalani CT-Scan, karena RSU Andi Makasau hanya kekurangan alat scan tubuh yang modern. "Safirah tidak di operasi di Makkasar, tetap di Parepare, kami hanya membawa untuk rotgen di RSU Wahidin pada selasa 8 November nanti," jelas dia.
Pihaknya sudah mengkonfirmasi hal tersebut kepada RSU
Wahidin soal Safirah diberangkatkan. "Bukan karena telat kami kirim, karena masa observasi Safirah sehingga membutuhkan waktu yang cukup, dan saya kira di RSU Wahidin sudah lengkap hal itu, dan sambil kami menungu Pelaksana Tugas RSU Andi Makasau," pungkas dia.
Sebelumnya, Safira harus menanggung sakit akibat puluhan paku di betis kanan, kiri, dan punggung. Pada Senin 31 Oktober lalu sebanyak 26 paku di betis kaki sudah diangkat, sedangkan di punggung akan dilakukan usai Lebaran Idul Adha.
Meski demikian, misteri puluhan paku berada di tubuh bocah tersebut belum terjawab. Dokter menduga, paku tersebut sengaja dimasukkan seseorang melalui sebuah pipa kecil.
Ini terlihat dari bekas luka di kaki Safira dan adanya alur paku. Namun ibunda Safira membantah hal tersebut. Dia menjelaskan, bekas di kaki tersebut merupakan cabutan empat paku yang dilakukannya sebelum dibawa ke rumah sakit.